Jumat, 23 Mei 2014
Selasa, 20 Mei 2014
Rabu, 14 Mei 2014
Selasa, 13 Mei 2014
Sabtu, 10 Mei 2014
Ampera Bridge
Ampera Bridge
From Wikipedia, the free encyclopedia
Ampera Bridge
|
|
Official name
|
Jembatan Ampera
|
Carries
|
Traffic, pedestrians
|
Crosses
|
|
Locale
|
|
Design
|
Vertical lift
|
Total length
|
224m
|
Longest span
|
61m
|
Clearance below
|
9m
|
Opened
|
30 September 1965
|
Ampera Bridge is a Vertical-lift
bridge in the city of Palembang, South Sumatra, Indonesia, which is the landmark of the
city. It connects Seberang Ulu and Seberang Ilir, two regions of Palembang. It
can no longer be opened to allow ships to pass.
The bridge was planned during the
era of Indonesia's first president, who wanted a bridge that could open and be
a match for London's Tower Bridge.
The funds for the construction came from Japanese war reparations, with the
Fuji Car Manufacturing Co. Ltd being given responsibility for design and
construction. However, at the time, Japan had no bridges of this type, and Fuji
Car had no bridge-building experience. The official opening was carried out by
Minister/Commander of the Army Lieutenant General Ahmad Yani on 30 September 1965, only hours
before he was killed by troops belonging to the 30 September
Movement. At first, the bridge was known as the Bung Karno Bridge,
after the president, but following his fall,
it was renamed the Ampera Bridge.
For a few years after it was
opened, the center span could be lifted at a speed of approximately 10 meters
per minute to allow ships of up to 44.5m in height to pass underneath. However
this only occurred a few times, and after 1970 it could no longer be opened.
The official reason for this was that the 30 minutes needed to raise the bridge
was causing unacceptable delays, and that in any case silting of the river had
made it impassable for large ships. However, according to architect Wiratman,
who acted as a consultant before the construction, the design of the bridge was
flawed from the outset because of the soft mud on which it was built. He maintains
that his concerns were ignored for political reasons, and that as the towers'
foundations shifted, the bridge deformed to the extent that it could no longer
be opened. The ballast weights needed to balance the wight of the bridge were
removed in 1990 to prevent possible accidents were they to fal.
Gejala dan Penularan MERS-Cov
Berkenalan dengan Middle East Respiratory Syndrome (MERS)
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh corona virus yang disebut Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-Cov), yang pertama kali dilaporkan pada tahun 2012 di Arab Saudi.
Virus ini berbeda dengan coronavirus lain yang telah ditemukan sebelumnya, sehingga kelompok studi corona virus dari Komite Internasional untuk Taksonomi Virus memutuskan bahwa novel corona virus tersebut dinamakan sebagai MERS-Cov. Virus ini tidak sama dengan corona virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), namun mirip dengan corona virus yang terdapat pada kelelawar.
Pada kurun waktu tiga bulan, sejak April s.d Juni 2013, jumlah infeksi MERS-Cov di dunia tercatat sebanyak 64 kasus (Saudi Arabia 49 kasus, Italia 3 kasus, United Kingdom 3 kasus, Perancis 2 kasus, Jordania 2 kasus, Qatar 2 kasus, Tunisia 2 kasus, dan Uni Emirat Arab 1 kasus) dengan 38 kematian.
Gejala dan Penularan MERS-Cov
Sebagian besar orang yang terinfeksi MERS-Cov berkembang menjadi penyakit saluran pernapasan berat dengan gejala gejala demam, batuk, dan napas pendek. Sekitar separuh dari jumlah penderita meninggal. Sebagian dari penderita dilaporkan menderita penyakit saluran pernapasan tingkat sedang.
Sampai saat ini, masih terus dilakukan investigasi mengenai pola penularan MERS-Cov, karena telah ditemukan adanya penularan dari manusia ke manusia yang saling kontak dekat dengan penderita. Penularan dari pasien yang terinfeksi kepada petugas kesehatan yang merawat juga diamati. Selain itu, cluster dari kasus infeksi MERS-Cov di Arab Saudi, Jordania, the United Kingdom, Prancis, Tunisia, dan Italia juga diinvestigasi.
Vaksin dan Pengobatan
Hingga saat ini belum ada vaksin yang spesifik dapat mencegah infeksi MERS-Cov. Selain itu, belum ditemukan juga metode pengobatan yang secara spesifik dapat menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh MERS-Cov. Perawatan medis hanya bersifat supportive untuk meringankan gejala. Tes laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk MERS-Cov tersedia di Kementerian Kesehatan dan beberapa laboratorium internasional, namun tes tersebut bukan tes rutin.
Himbauan bagi Masyarakat yang Hendak Berpergian ke Negara-negara Arab
Masyarakat tetap bisa melakukan perjalanan atau berkunjung ke negara-negara Arabia Peninsula dan sekitarnya, karena World Health Organization (WHO) dan Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat tidak akan mengeluarkan surat travel warning tentang kesehatan kepada negara-negara yang terkait dengan MERS-Cov. Namun, hal yang perlu diantisipasi oleh masyarakat yang akan berpergian ke negara-negara tersebut, yaitu jika terdapat demam dan gejala sakit pada saluran pernapasan bagian bawah, seperti halnya: batuk, atau sesak napas dalam kurun waktu 14 hari sesudah perjalanan, segera periksakan ke dokter.
Untuk melindungi diri dari kejadian penyakit saluran pernapasan, hendaknya lakukan beberapa langkah pencegahan sebagai berikut:
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh corona virus yang disebut Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-Cov), yang pertama kali dilaporkan pada tahun 2012 di Arab Saudi.
Virus ini berbeda dengan coronavirus lain yang telah ditemukan sebelumnya, sehingga kelompok studi corona virus dari Komite Internasional untuk Taksonomi Virus memutuskan bahwa novel corona virus tersebut dinamakan sebagai MERS-Cov. Virus ini tidak sama dengan corona virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), namun mirip dengan corona virus yang terdapat pada kelelawar.
Pada kurun waktu tiga bulan, sejak April s.d Juni 2013, jumlah infeksi MERS-Cov di dunia tercatat sebanyak 64 kasus (Saudi Arabia 49 kasus, Italia 3 kasus, United Kingdom 3 kasus, Perancis 2 kasus, Jordania 2 kasus, Qatar 2 kasus, Tunisia 2 kasus, dan Uni Emirat Arab 1 kasus) dengan 38 kematian.
Gejala dan Penularan MERS-Cov
Sebagian besar orang yang terinfeksi MERS-Cov berkembang menjadi penyakit saluran pernapasan berat dengan gejala gejala demam, batuk, dan napas pendek. Sekitar separuh dari jumlah penderita meninggal. Sebagian dari penderita dilaporkan menderita penyakit saluran pernapasan tingkat sedang.
Sampai saat ini, masih terus dilakukan investigasi mengenai pola penularan MERS-Cov, karena telah ditemukan adanya penularan dari manusia ke manusia yang saling kontak dekat dengan penderita. Penularan dari pasien yang terinfeksi kepada petugas kesehatan yang merawat juga diamati. Selain itu, cluster dari kasus infeksi MERS-Cov di Arab Saudi, Jordania, the United Kingdom, Prancis, Tunisia, dan Italia juga diinvestigasi.
Vaksin dan Pengobatan
Hingga saat ini belum ada vaksin yang spesifik dapat mencegah infeksi MERS-Cov. Selain itu, belum ditemukan juga metode pengobatan yang secara spesifik dapat menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh MERS-Cov. Perawatan medis hanya bersifat supportive untuk meringankan gejala. Tes laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk MERS-Cov tersedia di Kementerian Kesehatan dan beberapa laboratorium internasional, namun tes tersebut bukan tes rutin.
Himbauan bagi Masyarakat yang Hendak Berpergian ke Negara-negara Arab
Masyarakat tetap bisa melakukan perjalanan atau berkunjung ke negara-negara Arabia Peninsula dan sekitarnya, karena World Health Organization (WHO) dan Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat tidak akan mengeluarkan surat travel warning tentang kesehatan kepada negara-negara yang terkait dengan MERS-Cov. Namun, hal yang perlu diantisipasi oleh masyarakat yang akan berpergian ke negara-negara tersebut, yaitu jika terdapat demam dan gejala sakit pada saluran pernapasan bagian bawah, seperti halnya: batuk, atau sesak napas dalam kurun waktu 14 hari sesudah perjalanan, segera periksakan ke dokter.
Untuk melindungi diri dari kejadian penyakit saluran pernapasan, hendaknya lakukan beberapa langkah pencegahan sebagai berikut:
1) Tutuplah
hidung dan mulut dengan tisu ketika batuk ataupun bersin dan segera buang tisu
tersebut ke tempat sampah
2) Hindari
menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum dicuci
3) Hindari
kontak secara dekat dengan orang yang sedang menderita sakit, misalnya ciuman
atau penggunaan alat makan/minum bersama
4) Bersihkan
menggunakan desinfektan untuk membersihkan barang-barang yang sering disentuh.
Gejala Penyakit Menigitis
PENTING |
Radang Selaput Otak/Meningitis |Gejala dan Pencegahan
Banyak orang mengira penyakit ini tidak bisa
disembuhkan namun beberapa Dokter meyakini bahwa meningitis ini masih bisa di
sembuhkan jika didiagnnosa sejak dini, jangan sampai telat. Sebelum kita
terlalu jauh untuk tahu soal gelaja penyakit ini, ada baiknya kita mengetahui
jenis penyakit apakah ini ?
Tentang Penyakit Radang Selaput Otak – Meningitis
Meningitis merupakan suatu gejala keradangan yang
mengenai lapisan selaput pelindung jaringan otak dan sumsum tulang belakang dan
juga menimbulkan eksudasi berupa pus atau serosa disebabkan oleh bakteri
spesifik/non spesifik atau virus.
Meningitis adalah radang selaput pelindung sistem
saraf pusat.
Penyakit meningitis bisa juga di sebabkan oleh bakteri
dan virus yang menyebar dari luka fisik, kanker atau dari obat obatan.
Meningitis sebenarnya ialah radang selaput pelindung
sistem saraf pusat.
Meningitis merupakan salah satu penyakit yang patut
kita waspadai karena letaknya yang berdekatan dengan otak dan juga tulang
bekang karena itu efek yang di timbulkan bisa menyebabkan kerusakan pikiran,
gangguan kendali gerak yang ditakutkan lagi berdampak kematian.
Apakah Meningitis Menular ?
Ia, Meningitis mudah menular, penularan bisa di
sebabkan oleh mikroorganisme, bakteri, virus maupun jamur. Jika tidak di
sembuhkan secara dini maka di khawatirkan akan mengakibatkan kondisi yang
fatal, diantaranya tuna ganda seperti lumpuh atau pun gangguan mental.
Media Penularan penyakit Meningitis – Radang Selaput
Otak
Penyakit ini dapat menular melalui ingus dan cairan
ludah ketika bersin, bicara, tertawa maupun seseorang yang batuk dan terhirup
oleh orang di sekitar ketika bernafas.
Media lainnya juga bisa berupa piring dan gelas yang
di bagi pakai dari si penderita. Selain itu Tisu dan handuk pun bisa saja
menularkannya
Gejala Penyakit Meningitis – Radang Selaput Otak
- panas disertai gangguan neurologis seperti kejang
- Kehilangan Kesadaran
- badanya panas disertai kaku
- kaku pada tengkuk leher
Gejala Penyakit Meningitis pada anak
- Demam (sekitar 39ยบ C)
- Lesu, lemah dan rewel.
- Sakit kepala dan mata sensitif terhadap
cahaya.
- Kaku kuduk, kadang-kadang ruam kulit dan
kulitnya berwarna kuning serta kejang.
- Tidak mau makan, atau minum susu.
- Kedinginan.
- Menangis menjerit-jerik seperti kesakitan.
- Ubun-ubun bayi yang masih terbuka mungkin
tampak menonjol dan keras.
- Pada bayi yang mash kecil, gejala-gejala klasik bisa
terlihat malas menyusu, serta tampak lesu dan lemah sekali.
Menghindari dan Pencegahan Penyakit Meningitis
Karena penyakit ini bisa menular lewat udara berupa
virus dan bakteri maka ada baiknya kita menerapkan prilaku hidup sehat dengan
contoh menutup mulut jika bersin ataupun batuk, cuci tangan dan imunisasi.
Semoga artikel ini bermanfaat untuk anda dan jangan
lupa jika anda menemui gejala diatas harap segera melakukan cek up ke dokter
terdekat agar terhindar dari resiko yang terlalu jauh.
Langganan:
Postingan (Atom)