PERCOBAAN III
EKSTRAKSI PELARUT
A.
WAKTU PELAKSANAAN
Selasa, 13 Oktober 2015
B.
MAKSUD
PERCOBAAN
1. Memperkenalkan salah satu metode pemisahan kimia
2. Pemisahan asam lemak dari sabun
3. Penentuan kadar asam lemak dengan ekstraksi pelarut
C.
TEORI
Dalam laboratorium, ekstraksi
dipakai untuk mengambil zat-zat pelarut dalam air dengan menggunakan
pelarut-pelarut organik yang tidak bercampur dengan air, seperti eter dan
benzena. Dalam industri ekstraksi dipakai untuk menghilangkan zat-zat yang
tidak disukai dalam hasil, seperti dalam minyak tanah, minyak goreng, dan
sebagainya.
Dalam ekstraksi pelarut berlaku
hukum distribusi, dinyatakan bahwan jika dalam suatu sistem yang terdiri dari
dua lapisan cairan yang tidak dapat bercampur sesamanya, ditambahkan senyawa ke
tiga ini akan terdistribusi kedalam cairan tersebut.
Misal: Mercuro Bromida dapat larut
dalam air dan dalam benzena. Bila larutan merkuri bromida digojok dengan
benzena yang tak bercampur dengan air maka merkuri bromida akan terbagi dalam
air dan benzena. Setelah tercapai keseimbangan, perbandingan konsentrasi
merkuri bromida dalam air dan benzena pada temperatur yang tetap dan selalu
tetap.
Kenyataan ini merupakan akibat hukum
thermodinamika pada saat terjadinya kesetimbangan. Misal pelarut 1 disebut A
dan pelarut lain disebut B. Maka tenaga beban zat terlarut dalam pelarut A dan
B adalah :
GA = GA0 + lnaA
GB = GB0 + RT lnaB
GA =tenaga bebas zat terlarut dalam pelarut
A
GB = tenaga bebas zat terlarut dalam pelarut
B
GA0 = tenaga bebas zat terlarut dalam pelarut
A pada keadaan standard.
aA = koefisien aktifitas pelarut A
aB = koefisien aktifitas pelarut B
R = tetapan gas umum
T = suhu mutlak
Dalam keadaan setimbang
GA
= GB -à GA0
+ RT lnaA = RT lnaB
RT
ln
-àRT ln
Tetapan pada suhu tetap.
= K, bila larutan encer atau zat terlarut bersifat
ideal, maka a…..C hinggaCA : CB = K = tetapan
Distribusi
CA = konsentrasi zat terlarut pada pelarut A
CB = konsentrasi zat terlarut pada pelarut B
Harga K tergantungpadajeniszatpelarutdanzatterlarut.Harga
K
akanberubahsedikitdengannaiknyakonsentrasidanselaluberubahdenganperubahansuhu.
MenurutNerst hokum
distribusidiatashanyaberlakubilazatterlaruttidakmengalamiperubahanpadakeduapelarut.Zatterlarut
yang terbagidalamduapelaruttidakmengalamiassosiasi,
dissosiasiataureaksiddenganzatpelarut.Nilai K terletakdiantara O dan 1, jika K
= 1 makaekstraksiadalahsempurna, danjika K = )makaterjadireaksi.
Untukmengerjakanekstreaksipelarut,
pilihpelarut yang mempunyaitetapandistribusi yang
besaruntuksenyawapelaruttertentu.Penambahanelektrolitkedalamsuatu system
larutanberairdapatmenaikkanharga K, missal penambahanNaClmakakelarutanzatpelarutdalam
air akanberkurangdanharganya K akanlebihbesar.
Peristiwapenambahanelektrolitinidisebut salted out.
Ekstraksipelarutlebihbaikdilakukanberulang-ulangdenganjumlahpelarut
yang sedikitdaripadasekaliguspelarut yang baik.
D.
ALAT
DAN BAHAN
ALAT :
1. Timbangan analitis
2. Labu ukur
3. Gelas ukur
4. Pipet ukur
5. Corong pisah
6. Erlenmeyer
7. Gelasbeker
8. Buret dan perlengkapannya
9. Pipet
filter / pro pipet
10. Kompor listrik
BAHAN
:
1. Sabun
2. Indicator
PP danmetilmerah
3. Pethroleum
ether
4. NaCljenuh
5. Alcohol
90 %
6. LarutanNaOH
0,1 M
7. Aquades
E.
CARA
KERJA :
A. Ditambah kurangdari 0,200 gram sabun yang telah dipotong kecil-kecil,
larutkan dalam 50 ml air suling, tambahkan 1 ml
HCl 1 M dan 1-3 tetes indicator metilmerah,
panaskan hingga hampir
mendidih kemudian didinginkan.
B. Masukkan larutan sabun tersebut kedalam corong pisah,
tambahkan 20 ml petroleum ether, lalukocok. Jika terbentuk emulsi, tambahkan bertetes-tetes larutan NaCl jenuh hingg terjadi
2 lapisan fase larutan,
lalu kocoklagiselama 10-15 menitdanbiarkanbeberapamenit.
Lapisan petroleum ether (PE) dipisahkan. Pekerjaan ekstraksi
3x
C. Lapisan
petroleum ether (PE) dimasukkan kedalam corong pemisah,
tambahkan 10 ml H2O dan 2 tetes indicator metil merah dikocok,
dibiarkan kemudian lapisan
air dibuang. Penambahan dengan
air dilakukan hingga air tidak bersifat asam lagi dan lapisan
PE tidak basa lagi
(indicator PP).
D. Kedalam lapisan petroleum ether (PE) tambahkan
20 ml alcohol, lalu kocok selama 10-15 menit, dibiarkan beberapa menit lapisan
alcohol dipisahkan kedalam
Erlenmeyer 150 ml, tambahkan 2 tetes indicator metilmerah lalu titrasi dengan NaOH
0,01 M sampai larutan tak berwarna merah lagi.
E. Hitunglah konsentrasi asam lemak dalam sabun sebagai asam stearate C17H35COOH.
x 100% =……………………………………………%
F. DATA PENGAMATAN :
Mg
sampel = 0,2 gram (sabun) = 200 gram
Volume
titrasi = 0,7 ml
N
NaOH = 0,1 N
BE = 248 (C17H35COOH
)
x 100%
= 9,94 %
Kadar
As stearate padasabun yang adalah 0, 94 %
G.
PEMBAHASAN
Sabun merupakan garam dari asam lemak dengan
KOH / NaOH. Pada sabun terdapat kandungan asam lemak dengan kadar tertentu. Pada percobaan ini diperoleh kadar asam lemak melalui ekstraksi. Pada prosedur kerja penambahan NaCl untukmencegahterjadinyaemuisi.
Agar terjadipemisahankompoen, ditambahkan petroleum ether (PE).Kemudian diekstraksi.Dari hasil percobaan, PE dan asam lemak tidak bercampur dengan aquades dan bahan pengisi sabun. Kedua campuran tersebut bersifat non polar. Karena pada prinsipnya zat terlarut diantara dua pelarut
yang tdakdapatsalingbercampur (PE) untuk mengambil asam lemak (C17H35COOH ) dari suatu sabun (bahan pengisi sabun) ke pelarut
lain.
Kemudian,
penentu kadar asam lemak (asam stearate) dilakukan dengan cara asidimetri dengan menggunakan NaOH
0,1 N. perubahan warna pada saat
TAT tercapai dari kuning
orange menjadi kuning.
H.
KESIMPULAN
· Percobaan ekstraksi merupakan
proses pemisahan komponen dari campuran dengan memanfaatkan prinsip dua zat yang tidak saling bercampur. Pada proses ekstraksi ini diperoleh kadar asam lemak.
· Dari
percobaan ini dapat disimpulkan bahwa dalam sabun
sample terdapat kadar asam stearate (C17H35COOH
) sebesar 9,94 % dengan menggunakan sabun
sample 200 mg.
· Hasil diperoleh berdasarkan sifat tidak tercampurnya asam lemak dengan dengan menggunakan juga petroleum eter.
PERCOBAAN III
EKSTRAKSI PELARUT
A.
WAKTU PELAKSANAAN
Selasa, 13 Oktober 2015
B.
MAKSUD
PERCOBAAN
1. Memperkenalkan salah satu metode pemisahan kimia
2. Pemisahan asam lemak dari sabun
3. Penentuan kadar asam lemak dengan ekstraksi pelarut
C.
TEORI
Dalam laboratorium, ekstraksi
dipakai untuk mengambil zat-zat pelarut dalam air dengan menggunakan
pelarut-pelarut organik yang tidak bercampur dengan air, seperti eter dan
benzena. Dalam industri ekstraksi dipakai untuk menghilangkan zat-zat yang
tidak disukai dalam hasil, seperti dalam minyak tanah, minyak goreng, dan
sebagainya.
Dalam ekstraksi pelarut berlaku
hukum distribusi, dinyatakan bahwan jika dalam suatu sistem yang terdiri dari
dua lapisan cairan yang tidak dapat bercampur sesamanya, ditambahkan senyawa ke
tiga ini akan terdistribusi kedalam cairan tersebut.
Misal: Mercuro Bromida dapat larut
dalam air dan dalam benzena. Bila larutan merkuri bromida digojok dengan
benzena yang tak bercampur dengan air maka merkuri bromida akan terbagi dalam
air dan benzena. Setelah tercapai keseimbangan, perbandingan konsentrasi
merkuri bromida dalam air dan benzena pada temperatur yang tetap dan selalu
tetap.
Kenyataan ini merupakan akibat hukum
thermodinamika pada saat terjadinya kesetimbangan. Misal pelarut 1 disebut A
dan pelarut lain disebut B. Maka tenaga beban zat terlarut dalam pelarut A dan
B adalah :
GA = GA0 + lnaA
GB = GB0 + RT lnaB
GA =tenaga bebas zat terlarut dalam pelarut
A
GB = tenaga bebas zat terlarut dalam pelarut
B
GA0 = tenaga bebas zat terlarut dalam pelarut
A pada keadaan standard.
aA = koefisien aktifitas pelarut A
aB = koefisien aktifitas pelarut B
R = tetapan gas umum
T = suhu mutlak
Dalam keadaan setimbang
GA
= GB -à GA0
+ RT lnaA = RT lnaB
RT
ln
-àRT ln
Tetapan pada suhu tetap.
= K, bila larutan encer atau zat terlarut bersifat
ideal, maka a…..C hinggaCA : CB = K = tetapan
Distribusi
CA = konsentrasi zat terlarut pada pelarut A
CB = konsentrasi zat terlarut pada pelarut B
Harga K tergantungpadajeniszatpelarutdanzatterlarut.Harga
K
akanberubahsedikitdengannaiknyakonsentrasidanselaluberubahdenganperubahansuhu.
MenurutNerst hokum
distribusidiatashanyaberlakubilazatterlaruttidakmengalamiperubahanpadakeduapelarut.Zatterlarut
yang terbagidalamduapelaruttidakmengalamiassosiasi,
dissosiasiataureaksiddenganzatpelarut.Nilai K terletakdiantara O dan 1, jika K
= 1 makaekstraksiadalahsempurna, danjika K = )makaterjadireaksi.
Untukmengerjakanekstreaksipelarut,
pilihpelarut yang mempunyaitetapandistribusi yang
besaruntuksenyawapelaruttertentu.Penambahanelektrolitkedalamsuatu system
larutanberairdapatmenaikkanharga K, missal penambahanNaClmakakelarutanzatpelarutdalam
air akanberkurangdanharganya K akanlebihbesar.
Peristiwapenambahanelektrolitinidisebut salted out.
Ekstraksipelarutlebihbaikdilakukanberulang-ulangdenganjumlahpelarut
yang sedikitdaripadasekaliguspelarut yang baik.
D.
ALAT
DAN BAHAN
ALAT :
1. Timbangan analitis
2. Labu ukur
3. Gelas ukur
4. Pipet ukur
5. Corong pisah
6. Erlenmeyer
7. Gelasbeker
8. Buret dan perlengkapannya
9. Pipet
filter / pro pipet
10. Kompor listrik
BAHAN
:
1. Sabun
2. Indicator
PP danmetilmerah
3. Pethroleum
ether
4. NaCljenuh
5. Alcohol
90 %
6. LarutanNaOH
0,1 M
7. Aquades
E.
CARA
KERJA :
A. Ditambah kurangdari 0,200 gram sabun yang telah dipotong kecil-kecil,
larutkan dalam 50 ml air suling, tambahkan 1 ml
HCl 1 M dan 1-3 tetes indicator metilmerah,
panaskan hingga hampir
mendidih kemudian didinginkan.
B. Masukkan larutan sabun tersebut kedalam corong pisah,
tambahkan 20 ml petroleum ether, lalukocok. Jika terbentuk emulsi, tambahkan bertetes-tetes larutan NaCl jenuh hingg terjadi
2 lapisan fase larutan,
lalu kocoklagiselama 10-15 menitdanbiarkanbeberapamenit.
Lapisan petroleum ether (PE) dipisahkan. Pekerjaan ekstraksi
3x
C. Lapisan
petroleum ether (PE) dimasukkan kedalam corong pemisah,
tambahkan 10 ml H2O dan 2 tetes indicator metil merah dikocok,
dibiarkan kemudian lapisan
air dibuang. Penambahan dengan
air dilakukan hingga air tidak bersifat asam lagi dan lapisan
PE tidak basa lagi
(indicator PP).
D. Kedalam lapisan petroleum ether (PE) tambahkan
20 ml alcohol, lalu kocok selama 10-15 menit, dibiarkan beberapa menit lapisan
alcohol dipisahkan kedalam
Erlenmeyer 150 ml, tambahkan 2 tetes indicator metilmerah lalu titrasi dengan NaOH
0,01 M sampai larutan tak berwarna merah lagi.
E. Hitunglah konsentrasi asam lemak dalam sabun sebagai asam stearate C17H35COOH.
x 100% =……………………………………………%
F. DATA PENGAMATAN :
Mg
sampel = 0,2 gram (sabun) = 200 gram
Volume
titrasi = 0,7 ml
N
NaOH = 0,1 N
BE = 248 (C17H35COOH
)
x 100%
= 9,94 %
Kadar
As stearate padasabun yang adalah 0, 94 %
G.
PEMBAHASAN
Sabun merupakan garam dari asam lemak dengan
KOH / NaOH. Pada sabun terdapat kandungan asam lemak dengan kadar tertentu. Pada percobaan ini diperoleh kadar asam lemak melalui ekstraksi. Pada prosedur kerja penambahan NaCl untukmencegahterjadinyaemuisi.
Agar terjadipemisahankompoen, ditambahkan petroleum ether (PE).Kemudian diekstraksi.Dari hasil percobaan, PE dan asam lemak tidak bercampur dengan aquades dan bahan pengisi sabun. Kedua campuran tersebut bersifat non polar. Karena pada prinsipnya zat terlarut diantara dua pelarut
yang tdakdapatsalingbercampur (PE) untuk mengambil asam lemak (C17H35COOH ) dari suatu sabun (bahan pengisi sabun) ke pelarut
lain.
Kemudian,
penentu kadar asam lemak (asam stearate) dilakukan dengan cara asidimetri dengan menggunakan NaOH
0,1 N. perubahan warna pada saat
TAT tercapai dari kuning
orange menjadi kuning.
H.
KESIMPULAN
· Percobaan ekstraksi merupakan
proses pemisahan komponen dari campuran dengan memanfaatkan prinsip dua zat yang tidak saling bercampur. Pada proses ekstraksi ini diperoleh kadar asam lemak.
· Dari
percobaan ini dapat disimpulkan bahwa dalam sabun
sample terdapat kadar asam stearate (C17H35COOH
) sebesar 9,94 % dengan menggunakan sabun
sample 200 mg.
· Hasil diperoleh berdasarkan sifat tidak tercampurnya asam lemak dengan dengan menggunakan juga petroleum eter.